script src='http://misbahudin.googlecode.com/files/daun%20gugur.js'/>

Tuesday, 4 November 2014

Kang Maman (sang notulen) - Mengejar Biaya Pendidikan Setinggi Langit

Mengejar Biaya Pendidikan Setinggi Langit



Menurut UNESKO Indonesia menduduki urutan ke 69 dari 127 negara dalam Education Developed Index karena setiap tahun angka putus sekolah di Indonesia itu1,5 juta. Penyebab utamanya adalah biaya pendidikan. Disisi lain di Indonesia juga, di depan mata kita ada TK yang biaya masuknya 12 juta bahkan ada TK bertaraf Internasional katanya, uang masuknya 15.000 US$ atau setara Rp. 150.000,00. Dan kalau dibandingkan dengan UMPnya Provinsi Jakarta, buruh perlu puasa 62,5 bulan baru bisa menyekolahkan anaknya ke TK itu.
Kata Desi tadi “tergantung pada kantong kita jangan asal pilih”, cuma satu diingatkan Narji “Meski kantong kita tebal, pendapatan tidak boleh mematikan pendapat anak”, tanyakan kepada anak kamu mau sekolah di mana dan kamu nyaman atau tidak. Dan sekolah berlebel apapun, Nasional atapun Internasional jangan pernah lupa dengan kesejatian diri bangsa “Ing Ngarso Sing Tuladho, Ing Madyo Mangun Karso, Tuturi Handayani, Memberi contoh di depan, member semangat dan prakarsa di tengah dan memberikan dorongan dari belakang”, disekolah manapun walaupun dia bertaraf internasional.
Kang Deni membuka dengan sangat manis tadi tentang melangitnya pendidikan. Muncul kata mahal berarti akan muncul kata miskin. Joko Pinorwo menarik bak betul membahas pendidikan, dia punya puisi begini :
Mengapa bulan di jendela makin lama makin redub sinarnya
Karena kehabisan minyak dan energi
Mimpi semakin mahal, hari esok semakin tidak terbeli
Di bawah jendela bocah itu sedang suntuk belajar matematika
Dia menangis tanpa suara, butiran bensin meleleh dari matanya
Bapaknya belum dapat duit untuk membayar sekolah
Dan Ibunya terbaring sakit di Rumah
Malu pada guru dan teman-temanya
Coba ia serahkan tubuhnya ke tiang gantungan
Ibu Cinta  terlonjak bangkit dari sakitnya
Diraihnya tubuh kecil itu dan dekapnya
Berikan rejeki pada hari ini Tuhan dan ampunilah kemiskinan kami.
Puisi itu menyiratkan satu hal, bahwa pendidikan yang paling utama yang bisa menyelamatkan anak adalah orang tuanya. Karena amanah cinta dari Sang Amanah, orang tua adalah sekolah bagi anaknya. Kunci terakhir sesuai dengan buku Hilary Rodmen Clinton yang diambil dari pepatah Afrika, it take a village to rice a child, kita butuh banyak orang untuk membesarkan seorang anak tidak bisa diserahkan kepada sekolah.Makasih

Kang Maman (sang notulen) - Catatan Hati Seorang Suami

Catatan Hati Seorang Suami

Dari awal sampai terakhir, kata kuncinya adalah "kita". Dari sudut pandang anak, anak tak pernah siap ayah ibunya pecah. Juga tak ada antara kita, ayah ibu anak-anak yang sejak kecil menyiapkan anaknya untuk kemungkinan terhempas karena biduk rumah tangga pecah. Sehingga anak selalu menjadi korban utama perpecahan.

Mereka, anak-anak kita tak pernah mau. Mimpinya, orangtuanya harus tetap utuh. Bapaknya, sebagaimanapun nakalnya, dia harus tetap bersamanya. Seperti satu surat elektronik dari seorang anak perempuan tentang bapaknya :

“Ku pastikan aku memang jarang bertemu ayah dibanding ibu lantaran ayah bekerja di luar rumah dan pulang ketika kami telah bersama-sama letih untuk berbicara satu sama lainnya. Tapi aku percaya, mungkin ibu yang lebih kerap menelpon untuk menanyakan keadaanku setiap hari, tapi aku tahu, sebenarnya ayahlah yang mengingatkan ibu untuk menelponku..

Semasa kecil, ibuku-lah yang lebih sering menggendongku, tapi aku tahu, ketika ayah pulang bekerja dengan wajah yang letih, ayahlah yang selalu menanyakan apa yang aku lakukan seharian. Walau beliau tak bertanya langsung kepadaku karena saking letihnya mencari nafkah, dan melihatku terlelap dalam tidur nyenyakku, ku tahu, ia kecup keningku dalam tidurku..

Saat aku demam, ayah membentak “Sudah diberitahu jangan minum es..!!”, lantas aku merenggut dan menjauhi ayahku dan menangis di depan ibu. Tapi aku tahu, ayahlah yang risau dengan keadaanku; sampai beliau hanya bisa menggigit bibir menahan kesakitanku..

Ketika remaja, aku meminta keluar malam, ayah dengan tegas berkata “TIDAK BOLEH..!!”, sadar, ayahku hanya ingin menjagaku karena beliau lebih tahu apa yang ada di luar. Karena bagi ayah, aku adalah sesuatu yang sangat berharga..

Saat aku sudah di percaya olehnya, ayahpun melonggarkan peraturannya. Maka kadang aku melonggarkan kepercayaannya. Ayahlah yang setia menunggu di ruang tamu dengan rasa sangat risau, bahkan sampai menyuruh ibu untuk mengontak beberapa temanku untuk menayakan keadaanku dimana dan sedang apa di luar..

Setelah dewasa, walau ibu yang mengantar aku ke sekolah untuk belajar, tapi aku tahu, ayahku yang berkata “Bu, temani anakmu!! Aku akan pergi mencari nafkah untuk kita bersama”.

Disaat aku merengek memerlukan ini itu untuk keperluan kuliahku, ayah hanya mengerutkan dahi tanpa menolak, beliau memenuhinya dan cuma berpikir “kemana aku harus mencari uang tambahan, padahal gajiku pas-pasan dan sudah tak ada lagi tempat tuk meminjam?”.

Saat aku berjaya, ayah adalah orang pertama yang berdiri dan bertepuk tangan untukku. Ayahlah yang mengabari sanak saudara “anakku sekarang sudah sukses”. Dalam sujudnya, ayah juga tidak kalah dengan doa ibu, cuma bedanya, ayah simpan doa itu di dalam hatinya..

Sampai ketika aku menemukan jodohku, ayahku sangat berhati-hati mengizinkannya. Dan akhirnya saat ayah melihatku duduk di atas pelaminan bersama pasanganku, ayahpun tersenyum bahagia. Lantas aku menengok ayah sempat pergi ke belakang dan menangis, ayah menangis karena beliau sangat bahagia dan beliaupun berdoa “Ya Tuhan, tugasku telah selesai dengan baik, bahagiakanlah putra-putri kecilku yang manis bersama pasangannya”..

Ku akhiri tulisanku ini dengan sebuah bait lagu :

“Untuk ayah tercinta, aku ingin bernyanyi
Dengan air mata di pipiku..
Ayah, dengarkanlah, aku ingin berjumpa
Walau hanya dalam mimpi..”

How i'd love, love, love to dance with my father and my mother again.

Kang Maman (sang notulen) - Ayah

AYAH..


Mungkin ibu lebih kerap menelpon untuk menanyakan keadaanku setiap hari, tapi apakah aku tahu, bahwa sebenarnya ayahlah yang mengingatkan ibu untuk meneleponku?


Semasa kecil, ibukulah yang lebih sering menggendongku. Tapi apakah aku tau bahwa ketika ayah pulang bekerja dengan wajah yang letih ayahlah yang selalu menanyakan apa yang aku lakukan seharian, walau beliau tak bertanya langsung kepadaku karena saking letihnya mencari nafkah dan melihatku terlelap dalam tidur nyenyakku. Saat aku sakit demam, ayah membentakku “Sudah diberitahu, Jangan minum es!” Lantas aku merengut menjauhi ayahku dan menangis didepan ibu. Tapi apakah aku tahu bahwa ayahlah yang risau dengan keadaanku, sampai beliau hanya bisa menggigit bibir menahan kesakitanku.



Ketika aku remaja, aku meminta izin untuk keluar malam. Ayah dengan tegas berkata “Tidak boleh! ”Sadarkah aku, bahwa ayahku hanya ingin menjaga aku, beliau lebih tahu dunia luar, dibandingkan aku bahkan ibuku? Karena bagi ayah, aku adalah sesuatu yang sangat berharga. Saat aku sudah dipercayai olehnya, ayah pun melonggarkan peraturannya.


Maka kadang aku melanggar kepercayaannya. Ayahlah yang setia menunggu aku diruang tamu dengan rasa sangat risau, bahkan sampai menyuruh ibu untuk mengontak beberapa temannya untuk menanyakan keadaanku, ''dimana, dan sedang apa aku diluar sana.'' Setelah aku dewasa, walau ibu yang mengantar aku ke sekolah untuk belajar, tapi tahukah aku, bahwa ayahlah yang berkata: Ibu, temanilah anakmu, aku pergi mencari nafkah dulu buat kita bersama.

Disaat aku merengek memerlukan ini – itu, untuk keperluan kuliahku, ayah hanya mengerutkan dahi, tanpa menolak, beliau memenuhinya, dan cuma berpikir, kemana aku harus mencari uang tambahan, padahal gajiku pas-pasan dan sudah tidak ada lagi tempat untuk meminjam.


Saat aku berjaya. Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan bertepuk tangan untukku. Ayahlah yang mengabari sanak saudara, ''anakku sekarang sukses.'' Walau kadang aku cuma bisa membelikan baju koko itu pun cuma setahun sekali. Ayah akan tersenyum dengan bangga.

Dalam sujudnya ayah juga tidak kalah dengan doanya ibu, cuma bedanya ayah simpan doa itu dalam hatinya. Sampai ketika nanti aku menemukan jodohku, ayahku akan sangat berhati – hati mengizinkannya.

Dan akhirnya, saat ayah melihatku duduk diatas pelaminan bersama pasanganku, ayahpun tersenyum bahagia. Lantas pernahkah aku memergoki, bahwa ayah sempat pergi ke belakang dan menangis? Ayah menangis karena ayah sangat bahagia. Dan beliau pun berdoa, “Ya Alloh, tugasku telah selesai dengan baik. Bahagiakanlah putra putri kecilku yang manis bersama pasangannya.

''Pesan ibu ke anak untuk seorang Ayah''

Anakku..

Memang ayah tidak mengandungmu,
tapi darahnya mengalir di darahmu, namanya melekat dinamamu ...
Memang ayah tak melahirkanmu,
Memang ayah tak menyusuimu,
tapi dari keringatnyalah setiap tetesan yang menjadi air susumu ...

Nak..

Ayah memang tak menjagaimu setiap saat,
tapi tahukah kau dalam do'anya selalu ada namamu disebutnya ...
Tangisan ayah mungkin tak pernah kau dengar karena dia ingin terlihat kuat agar kau tak ragu untuk berlindung di lengannya dan dadanya ketika kau merasa tak aman...

Pelukan ayahmu mungkin tak sehangat dan seerat bunda, karena kecintaanya dia takut tak sanggup melepaskanmu...
Dia ingin kau mandiri, agar ketika kami tiada kau sanggup menghadapi semua sendiri..

Bunda hanya ingin kau tahu nak..
bahwa...
Cinta ayah kepadamu sama besarnya dengan cinta bunda..
Anakku...
Jadi didirinya juga terdapat surga bagimu... Maka hormati dan sayangi ayahmu.

Kang Maman (sang notulen) - LDR

  • Tentang LDR (Long Distance Relationship)


    MUSUH utama LDR ( Long Distance Relationship ) itu TTM
    jadi jangan pernah titipkan kekasih kita pada teman, 
    karena banyak sekarang terjadi teman makan teman
    yang pasti LDR itu di ajarkan oleh alam,

    matahari itu jauh dari bumi, jarak rata"nya 149,6 juta km,
    tetapi matahari dan bumi tidak akan pernah berpisah,
    matahari tau kalau dia mengirimkan cahaya cintanya, 
    maka di bumi akan ada kehidupan, jika tidak di bumi tak akan ada kehidupan
    setiap manusia ternyata mempunyai LDR ( Long Distance Relationship ) yg sangat agung,
    yaitu LDR dengan dia yang tak terlihat, tetapi dengan iman dan keyakinan,
    dia lebih dekat dari urat nadi kita,,,
    ini seperti lirik lagunya katon ( cinta putih ) " saling mengisi tanpa pernah mengekang diri 
    dan jadikan percaya yang utama"
    dan kryse pun bilang " dimana engkau berada di sana cintaku ".
    walau ke ujung dunia pasti akan ku nanti, meski ke 7 samudra pasti ku kam menunggu,,
    karna ku yakin kau hanya untukku.

    yu kita bergoyan....